JAKARTA (TABLOIDRAKYAT) -- Selain terus-menerus memberi serangan di kota Rafah, militer Israel diketahui telah memblokir pasokan makanan yang sangat dibutuhkan penduduk sekitar. Dilansir dari The Guardian, Senin (20/5), hal ini membuat Kepala Kemanusiaan PBB telah memperingatkan konsekuensi apokaliptik atau kehancuran dunia akibat kekurangan bantuan di Gaza.

"Jika bahan bakar habis, bantuan tidak akan sampai ke masyarakat, kelaparan juga akan terjadi," kata Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, Martin Griffiths, kepada AFP.

"Dan saya pikir kekhawatiran kita, sebagai warga komunitas internasional, adalah bahwa konsekuensinya akan sangat berat, sulit, dan apokaliptik," tambahnya.

Griffith mengatakan 50 truk bantuan setiap hari dapat menjangkau masyarakat yang paling terkena dampak di utara Gaza melalui penyeberangan Erez yang dibuka kembali di perbatasan utara.

Namun, pertempuran di dekat penyeberangan Rafah dan Kerem Shalom di selatan Gaza menyebabkan rute-rute penting diblokir secara efektif. "Jadi bantuan yang masuk melalui jalur darat ke selatan dan ke Rafah, dan orang-orang yang diusir dari Rafah hampir nihil," tambah Griffiths.

Dengan ditutupnya perlintasan darat utama, sejumlah pasokan bantuan mulai mengalir pada minggu ini melalui dermaga terapung sementara yang dibangun oleh AS. Griffiths mengatakan operasi maritim mulai mendatangkan bantuan dalam jumlah besar, namun dia memperingatkan bahwa ini bukan pengganti jalur darat.

Cogat, sebuah badan kementerian pertahanan Israel, mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka memfasilitasi pengiriman makanan, air dan bantuan ke Gaza. Namun lembaga-lembaga bantuan telah berulang kali mengatakan operasi mereka sering dihambat oleh pemerintah Israel.

Sebagai informasi, Apokaliptik merupakan pemikiran yang berkaitan dengan keyainan bahwa dunia akan menuju kehancurannya, yakni pada akhir zaman atau hari kiamat.


Sumber: Raiupos.com