Jumat, 18 Oktober 2024

Breaking News

  • UAS Sebut Akan Berjuang Sampai Tetes Darah Terakhir Untuk Kemenangan Bermarwah   ●   
  • Polres-Bawaslu Kuansing Bahas Isu Negatif Pilkada 2024   ●   
  • Grafik Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp7.000 Per Gram   ●   
  • Oknum Guru dan 2 Mahasiswa Sebarkan Konten Porno di Medsos Ditangkap Polisi   ●   
  • Ada Ribuan Investasi dan Pinjol Ilegal di Riau, OJK Imbau Warga Cermat dan Waspada   ●   
BPS Catat Terjadinya Deflasi pada Mei 2024 Sebesar 0,03 Persen Bulanan
Selasa 04 Juni 2024, 10:19 WIB

JAKARTA (TABLOIDRAKYAT) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadinya deflasi pada Mei 2024 sebesar 0,03 persen bulanan atau MtM. Sementara itu, secara tahunan terjadi inflasi 2,84 persen YoY.

‘’Deflasi Mei merupakan pertama setelah terjadi deflasi pada Agustus 2023,’’ ujar Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, kemarin (3/6).

Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau yang tercatat 0,29 persen dan memberikan andil 0,08 persen.

‘’Adapun komoditas penyumbang utama deflasi adalah beras dengan andil 0,15 persen, daging ayam ras dan ikan segar masing-masing 0,03 persen, serta tomat dan cabai rawit dengan andil deflasi masing-masing 0,02 persen,’’ ucapnya.

Menurut Amalia, pada Mei produksi beras mulai menurun, tetapi deflasi beras kembali terjadi. Hal itu disebabkan ketersediaan stok yang masih memadai.

Selain itu, ada komoditas yang memberikan andil inflasi. Di antaranya, emas perhiasan, bawang merah, dan cabai merah dengan andil masing-masing 0,05 persen.

Sementara itu, Kepala BPS Jawa Timur Zulkipli menyatakan, kondisi Jawa Timur sama dengan nasional. Dengan dampak yang terjadi pasca-Lebaran, provinsi tersebut mengalami deflasi sebanyak 0,21 persen MtM. ‘’Harga pangan dan transportasi memang turun setelah high season April lalu. Apalagi, Mei merupakan awal dari musim panen raya yang ikut menekan harga mereka,’’ jelasnya.

Hal tersebut terlihat dari pergerakan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Secara MtM, komoditas-komoditas tersebut tercatat mengalami penurunan 0,91 persen. Di sisi lain, kelompok pengeluaran yang masih mencatat inflasi adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya yang masih tumbuh 0,56 persen.

Zulkipli memperingatkan agar pemangku kepentingan segera turun ke lapangan untuk menjaga harga komoditas. Pasalnya, fenomena yang terjadi setelah panen raya adalah kenaikan selama beberapa bulan. Jika tidak hati-hati, pantulan harga setelah deflasi bisa jauh lebih tinggi.(dee/bil/c12/dio/jpg)

Sumber: Riaupos.com




Untuk saran dan pemberian informasi kepada tabloidrakyat.com, silakan kontak ke email: tabloidrakyat@yahoo.com


Komentar Anda


Copyright © 2023 Tabloidrakyat.com - All Rights Reserved
Scroll to top