Jumat, 18 Oktober 2024

Breaking News

  • UAS Sebut Akan Berjuang Sampai Tetes Darah Terakhir Untuk Kemenangan Bermarwah   ●   
  • Polres-Bawaslu Kuansing Bahas Isu Negatif Pilkada 2024   ●   
  • Grafik Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp7.000 Per Gram   ●   
  • Oknum Guru dan 2 Mahasiswa Sebarkan Konten Porno di Medsos Ditangkap Polisi   ●   
  • Ada Ribuan Investasi dan Pinjol Ilegal di Riau, OJK Imbau Warga Cermat dan Waspada   ●   
Diskes Riau Catat Sejak Januari-April Terdapat 701 Kasus DBD
Sabtu 08 Juni 2024, 14:53 WIB

PEKANBARU (TABLOIDRAKYAT) - Dinas Kesehatan Provinsi (Diskes) Riau mencatat, sejak Januari-April 2024 di Riau terdapat 701 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Dari jumlah kasus DBD tersebut, yang paling banyak ditemukan kasus DBD yakni di Kota Pekanbaru sebanyak 224 kasus.

Kepala Diskes Provinsi Riau Sri Sadono Mulyanto mengatakan, setelah Pekanbaru daerah dengan kasus DBD terbanyak selanjutnya yakni Kota Dumai dengan jumlah sebanyak 126 kasus dan satu meninggal dunia. Di urutan tiga adalah Kabupaten Bengkalis dengan jumlah sebanyak 97 kasus.

“Sementara itu, daerah dengan kasus DBD terendah adalah Kabupaten Kepulauan Meranti dengan jumlah kasus sebanyak enam kasus,” katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, untuk kasus DBD tertinggi pada tahun 2024 ini ditemukan pada Januari dengan total kasus 201 kasus. Sementara untuk Februari turun menjadi 200 kasus. Sedangkan pada Maret kasus DBD di Riau sebanyak 175 kasus.

“Di bulan April kita lihat cenderung menurun dengan jumlah kasus sebanyak 125 kasus. Tapi di bulan April lalu meski kasusnya turun tapi ada satu kasus meninggal dunia,” ujarnya.

Sementara untuk data Mei 2024 ini, Diskes Riau belum merilisnya. Sebab data dari kabupaten/kota belum dikirim seluruhnya ke Pemprov Riau. “Kalau untuk data Mei masih dihimpun, belum semua masuk dari kabupaten/kota,” sebutnya.

Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga menyampaikan bahwa untuk mencegah penyebaran penyakit DBD, menurutnya bisa dilakukan dengan cara kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) mulai dari lingkungan rumah masing-masing. Kegiatan PSN harus difokuskan pada tempat-tempat yang disukai nyamuk aedes aegypti tersebut.

“Kegiatan PSN harus difokuskan pada genangan air yang tidak bersentuhan dengan tanah secara langsung. Seperti misalnya bak kamar mandi, tempat  penampungan air, air pembuangan kulkas tempat minum burung, pot bunga, dispenser air minum (wadah limpahan airnya), atau barang bekas di sekitar rumah,” katanya.(sol)

Sumber: Riaupos.com




Untuk saran dan pemberian informasi kepada tabloidrakyat.com, silakan kontak ke email: tabloidrakyat@yahoo.com


Komentar Anda


Copyright © 2023 Tabloidrakyat.com - All Rights Reserved
Scroll to top