(TABLOIDRAKYAT) -PEKANBARU- Gubernur Riau periode 2019-2023 Drs Syamsuar meraih penghargaan Sawit Indonesia Award 2023. Syamsuar meraih Anugerah Sawit Indonesia Award 2023 dengan predikat Gubernur Sawit Indonesia.

Para petani melihatnya sebagai tokoh yang peduli dan memperhatikan nasib petani sawit di Riau.

Ketua Bidang Pengembangan SDM DPW APKASINDO Provinsi Riau H Teddi Susilo menyatakan, kebanggaannya atas dedikasi Gubernur Syamsuar terhadap petani sawit di Riau.

Dia menyoroti berbagai keberhasilan dan dukungan terhadap program Jaga Zapin, hingga pembelaan terhadap petani yang diklaim KLHK dalam kawasan hutan.

Sementara, Ketua Umum DPP Apkasindo Dr Gulat ME Manurung MPC IMA menilai, Gubernur Syamsuar patut diapresiasi karena mendengarkan dan memperhatikan kebutuhan petani sawit.

"Apkasindo juga mengajak petani sawit untuk memberikan dukungan kepada Gubernur yang memperjuangkan kepentingan para petani," katanya, Ahad (24/12/2023).

Seiring dengan pemberian apresiasi kepada Gubernur Syamsuar, dan dukungan diberikan untuk masa depan petani sawit yang lebih baik bersama Syamsuar.


Dalam kesempatan tersebut, petani sawit juga menghormati Gubernur Riau dan melihat beliau sebagai figur yang memiliki ketokohan, nyata hasilnya, dan selalu meluangkan waktu untuk mendengar keluhan petani sawit di Riau.

Sementara, Ketua DPD Apkasindo Rokan Hilir Tommi Sihombing menyampaikan apresiasi dan doa untuk Gubernur Syamsuar yang dianggapnya sebagai pemimpin yang peduli dan memiliki dampak positif pada petani sawit di Riau.

Namun, di tengah ucapan selamat, para petani memberikan usulan menarik untuk menyelenggarakan Sawit Indonesia Award 2024 khusus untuk rekomendasi teknologi (rekomtek) tertua di Indonesia.

Beberapa petani menyuarakan apresiasi dan sekaligus keluhan terkait kondisi petani sawit di berbagai daerah. H Wawan, petani sawit dari Banten, memberikan penghargaan kepada Gubernur Syamsuar atas kebijakan pro-petani dan perhatian terhadap dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Namun, dia juga menyampaikan ketidakpuasan terkait belum diterbitkannya Pergub Tataniaga TBS setelah tiga tahun berlalu, yang berdampak pada harga TBS yang rendah.

Di Sulawesi Selatan, petani mengungkapkan kekecewaan terhadap harga TBS yang selalu rendah, meskipun sawit diakui sebagai lokomotif ekonomi Indonesia. Petani memohon kepada Gubernur Sulawesi Selatan untuk mengevaluasi Tim Harga TBS Disbun dan melakukan pengawasan terhadap PKS di wilayah tersebut.

Dari Papua Barat, Dorteus Paiki, petani sawit dari Kabupaten Manokwari, mengungkapkan kesedihannya karena kebun sawit PSR seluas 2.800 hektar mengalami kesulitan setelah PKS korporasi terbakar. Dia juga menyuarakan usulan menarik, yaitu Sawit Indonesia Award 2024, yang menghargai usulan petani sawit tertua dan rekomtek tertua.

Respons positif diterima dari para petani terhadap saran Dorteus Paiki untuk mengadakan Sawit Indonesia Award 2024 dengan kategori-kategori yang mencakup usulan petani dan rekomtek tertua. Usulan ini dipandang sebagai pelajaran penting bagi pejabat yang kurang peduli terhadap nasib petani sawit.

Sumber : Cakaplah.com