Jumat, 25 Oktober 2024

Breaking News

  • Kampanye di Kelayang Inhu, Abdul Wahid dan Ade Agus Hantanto akan Kolaborasi Memperbaiki Jalan Lintas Inhu - Taluk yang Hancur   ●   
  • Restoran di Pekanbaru Nunggak Pajak Dipasangi Tanda Peringatan   ●   
  • Kuasa Hukum Suwai Kembali Laporkan "Ulah" Bermarwah ke Bawaslu   ●   
  • Syarief Abdullah Bayar Kerugian Negara Rp 2 Miliar Usai 13 Tahun Buron   ●   
  • Kelompok Petani Durian di Pekalongan Makin Berkembang Berkat Pemberdayaan BRI   ●   
Membaca Pesan Komunikasi Politik Pj Gubernur SF Hariyanto Jelang Pilkada Riau
Sabtu 15 Juni 2024, 09:34 WIB

PEKANBARU (TABLOIDRAKYAT) - Semua Bakal calon yang memiliki niat untuk meramaikan kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024, mulai memunculkan diri ke publik dengan pesan dan daya penarik yang dimiliki disampaikan ke masyarakat sebagai pemilih atau pemilik suara di Pilkada mendatang.

Saat ini memang masih dalam tahap untuk penjajakan diri ke masyarakat atau pemilih, yang tentunya tahap awal sosialisasi untuk meningkatkan elektabilitas atau popularitas masing-masing kandidat.

Sehingga jika tingkat kesukaan pemilih kepada kandidat besar atau kuat, maka itu bisa menjadi pertimbangan partai politik ataupun tokoh politik yang lebih tinggi, untuk mengusung mereka di Pilkada. Sehingga tidak salah jika saat ini banyak kandidat Bacalon yang muncul dengan caranya masing-masing untuk meraih simpati pemilih.

Karena bagaimanapun juga, otoritas tertinggi untuk menentukan bisa maju atau tidak, bisa ikut atau pada kontestasi Pilkada ditentukan oleh partai politik, dalam hal ini adalah Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai.

Sedangkan kunci atau tolak ukur partai politik dalam menentukan pilihan yang diusung, salahsatunya adalah variabel elektabilitas dan popularitas Bacalon di masyarakat, tentunya parpol ingin yang diusungnya memiliki nilai jual dan potensi untuk menang.

Sejumlah nama tentunya sudah muncul ke publik dan sudah terang-terangan menyatakan diri sebagai kandidat yang siap bertarung pada pilkada di Riau dan Pilkada Gubernur Riau.

Untuk Pilkada Gubernur Riau nama yang sudah mendaftar di partai politik dan sudah melakukan sosialisasi ke masyarakat itu sudah banyak, sebut saja politisi Golkar Syamsuar yang merupakan Bacalon Petahana, politisi Nasdem Edy Natar Nasution juga petahana, Politisi PKB Abdul Wahid, politisi Demokrat Muhammad Nasir, politisi Golkar Muhammad Haris, politisi Golkar lainnya Muhammad Wardan.

Kemudian sejumlah nama untuk Bakal calon wakil juga sudah muncul ke permukaan, mulai dari nama Irvan Herman Abdullah dari PAN, Mawardi Muhammad Saleh dari PKS, Sofyan Siraj dari PKS, Suyadi, Mimi Lutmila, Ian Siagian, Dian Wahyuni semuanya dari PDI Perjuangan.

Konsolidasi dan komunikasi politik terus dilakukan masing-masing bakal calon dan partai yang akan mengusung tersebut, karena sejauh ini memang tidak satupun yang bisa mengusung sendiri untuk Pilkada.

Karena sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota (UU Pilkada) ada ambang batas mengusung calon kepala daerah yakni harus mendapatkan dukungan dari 20 persen jumlah kursi di Parlemen daerah tersebut.

Untuk Riau sendiri jumlah kursi DPRD nya 65 kursi, artinya 20 persen dari angka tersebut maka harus mencukupi dukungan minimal 13 kursi.

Sementara di Riau, berdasarkan hasil pemilu 2024, jumlah kursi terbanyak dimiliki PDI Perjuangan dengan 11 kursi, sedangkan posisi kedua Golkar dan PKS masing-masing 10 kursi, dilanjut Gerindra 8 kursi sama dengan Demokrat, PKB dan Nasdem sama-sama meraih 6 kursi, PAN dapat 5 kursi dan PPP 1 kursi.

Sehingga mau tidak mau, partai politik yang akan bertarung di Pilkada Gubernur Riau 2024 harus menjalin koalisi dengan sesama partai lainnya.

Lalu, selain wajah politisi dan konsolidasi politik yang sudah menghiasi perhelatan politik Pilkada Gubernur Riau, ada yang menyita perhatian publik dalam beberapa waktu terakhir, munculnya sosok Pj (Penanggung jawab jabatan) Gubernur Riau SF Hariyanto ke publik dengan simbol-simbol pesan yang disampaikannya.

SF Hariyanto merupakan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang saat ini dipercayakan Pemerintah pusat dalam hal ini Presiden sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah yakni Pj Gubernur Riau, ia mengisi kekosongan jabatan Kepala Daerah di Riau karena periode sebelumnya Syamsuar - Edy Natar sudah berakhir dan akan menjabat sebagai Pj Gubernur hingga Kepala Daerah baru nantinya terpilih pada pilkada serentak 27 November 2024.

Penetapan SF Hariyanto sebagai Pj Gubernur Riau dikukuhkan lewat Keputusan Presiden Nomor 36/P Tahun 2024 tanggal 26 Februari 2024. Pengisian kursi Pj Gubernur menyusul telah habisnya masa jabatan Gubernur Riau Edy Natar Nasution sejak Senin (21/2/2024) lalu.

Dasar penunjukan Pj Gubernur adalah pasal 201 ayat (10) Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah untuk mengisi kekosongan jabatan Gubernur, diangkat pejabat gubernur yang berasal dari jabatan pimpinan tinggi madya sampai dengan pelantikan gubernur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan.

Pejabat Gubernur yang telah dilantik memiliki tugas dan kewenangan kepala daerah sebagaimana amanat Pasal 65 Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Sedangkan sesuai dengan pasal 132A Undang – Undang PP Nomor 49 Tahun 2008 Perubahan Ketiga atas PP Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah beberapa larangan seorang Pejabat Gubernur antara lain: Melakukan mutasi pegawai; Membatalkan perijinan yang telah dikeluarkan pejabat sebelumnya dan/atau mengeluarkan perijinan yang bertentangan dengan yang dikeluarkan pejabat sebelumnya; Membuat kebijakan tentang pemekaran daerah yang bertentangan dengan kebijakan pejabat sebelumnya dan; Membuat kebijakan yang bertentangan dengan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan program pembangunan pejabat sebelumnya meski ketentuan terkait larangan dimaksud dapat dikecualikan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Dalam Negeri.

Saat ini lebih kurang SF Hariyanto sudah menjabat sebagai Pj Gubernur Riau lebih kurang 100 hari dia muncul ke publik lewat sejumlah papan Billboard yang menyebar di banyak titik di Pekanbaru dan beberapa wilayah di Riau saat ini.

Pesan dalam Billboard tersebut, selain potonya yang mengenakan baju berwarna putih dengan mengangkat tangan kanannya seperti melambaikan telapak tangan, background dari Billboard itu berwarna hijau tua dengan perpaduan sedikit kuning.

Ditambah dengan gambar gedung sembilan lantai kantor Gubernur, gedung Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi, Jembatan Siak IV dan fly over.

Sedangkan tulisan yang ada pada Billboard tersebut, tulisan besarnya bertuliskan "Bersama Membangun Riau", sedangkan tulisan kecil dibawahnya bertuliskan "bekerja keras, bergerak cepat, bertindak tepat, sudah teruji".

Tentunya pesan dan bahasa yang ditampilkan SF Hariyanto tersebut dalam papan Billboard yang sudah terpasang luas ke publik memiliki pesan tersendiri, jika Pj Gubernur Riau itu merupakan sosok yang pekerja keras, sosok yang pergerakannya cepat untuk pembangunan, sosok yang bertindak menjalankan tugas dengan tepat serta sosok yang sudah teruji karena pengalamannya menjadi aparatur sipil negara dan menduduki sejumlah posisi sudah sangat lama baik itu di daerah maupun di Kementerian PU.

Kemudian jika dilihat lagi dengan warna Billboard serta Backgroundnya, ada pesan jika warna Hijau yang ada di papan Billboard tersebut adalah apiliasi dengan Partai Politik SF Hariyanto. Bukan rahasia lagi jika istri dari Pj Gubernur terpilih sebagai anggota DPRD Riau dari dapil Kampar lewat partai PKB.

Kedekatannya dengan sejumlah politisi PKB di Riau juga sudah menjadi perbincangan umum di kalangan politisi di bumi Lancang Kuning, bahkan ada yang mengkaitkan SF Hariyanto akan maju sebagai Bacalon Gubernur Riau berpasangan dengan politikus PKB Abdul Wahid.

Dari pengamatan di lapangan juga memang ada kemiripan pesan yang dilakukan keduanya saat menyampaikan pesan ke masyarakat atau pemilih, Abdul Wahid juga pada Billboard dan spanduk serta balihonya mengusung tagline "Riau Maju" dibawahnya bertuliskan "Bersama Membangun Riau". Artinya ada kesamaan keduanya, namun sampai saat ini belum ada pengakuan dari keduanya untuk bersama.

Abdul Wahid menjelaskan saat ditanya media tersebut terkait keseriusannya maju berpasangan dengan SF Hariyanto, ia memberi sinyal dengan jawaban "Kita lihat tanggal main".

SF Hariyanto sendiri sampai saat ini juga belum ada mengeluarkan pernyataan untuk serius maju di Pilkada Gubernur Riau 2024, hanya saja dari cara dan gerakannya sebagai pemimpin atau penguasa saat ini, banyak yang memprediksi SF Hariyanto mulai membuka jalan untuk bertarung di Pilkada Gubernur.

Lalu jika dilihat dari kacamata teori Komunikasi, apa yang dimunculkan SF Hariyanto ini bisa dilihat dari beberapa teori Komunikasi dari pesan yang disampaikannya tersebut. Pertama dari sudut pandang merupakan komunikasi politik.

Dr. Rusadi Kartaprawira mengatakan, apabila dilihat dari kegunaannya, maka komunikasi politik dapat diartikan sebagai penghubung dari pikiran politik yang hidup dalam masyarakat baik golongan, intra, asosiasi, institusi maupun sektor kehidupan dalam politik pemerintahan.

Rusadi juga berpendapat bahwa komunikasi politik ialah suatu pendekatan dalam pembangunan politik. Melalui komunikasi politik maka tokoh-tokoh yang terlibat dalam meletakan basis guna menganalisis permasalahan yang muncul serta berkembang secara keseluruhan proses untuk perubahan politik dari suatu bangsa.

Sedangkan Meadow (1980) berpendapat, Komunikasi politik menurut Meadow adalah aktivitas dari setiap pertukaran simbol maupun pesan dan sebagian besar telah dibentuk oleh para aktor yang memiliki peran dalam komunikasi tersebut, komunikasi politik juga memiliki konsekuensi untuk sistem politik.

Dalam komunikasi politik, Lasswell berpendapat bahwa ada kelompok spesialis yang memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi dari komunikasi tersebut. Seperti pemimpin politik dan diplomat yang termasuk dalam kelompok-kelompok pengawas lingkungan.

Lasswell menjelaskan bahwa model komunikasi politik miliknya menunjukan bahwa pihak komunikator pasti memiliki keinginan untuk dapat memberikan pengaruh kepada penerima. Oleh karena itu, komunikasi politik dipandang sebagai suatu upaya persuasi.

Kemudian upaya penyampaian pesan dalam komunikasi politik tersebut, dapat menghasilkan dampak positif maupun dampak negatif. Dampak yang muncul dari komunikasi politik pun bergantung pada cara penyampaian dari pemberi pesan.

Dari beberapa pendapat para ahli komunikasi politik tersebut, komunikasi politik secara garis besar, komunikasi politik dapat diartikan sebagai aktivitas komunikasi yang berisi mengenai pesan politik dan memiliki konsekuensi dalam prosesnya.

Lalu model komunikasi lain yang masih berkaitan dengan pesan komunikasi yang disampaikan SF Hariyanto lewat papan Billboard tersebut adalah pesan interaksi simbolik dengan Komunikasi Non-Verbal. Sebagaimana diketahui Proses komunikasi non-verbal terjadi tanpa melalui aktivitas verbal antarindividu. Saat ini, interaksi jenis ini banyak ditemukan dalam aktivitas di media sosial dan alat media lainnya termasuk papan Billboard. Tidak hanya melalui sosial media, komunikasi non-verbal juga dapat disampaikan melalui pakaian dan gaya.

Asumsinya dalam pesan Billboard SF Hariyanto itu, seperti warna hijau yang merupakan warna partai PKB dan ada sedikit berwarna kuning, juga menjadi bagian dari partai Golkar.

Bahasa yang digunakan dalam pesan Billboard tersebut juga mengandung makna simbolik jika SF Hariyanto mengajak "Bersama Membangun Riau ", dalam artian sempitnya, SF Hariyanto mengajak dalam waktu lama untuk bersama-sama bahu membahu membangun Riau dibawah kepemimpinannya.

Karena selain menggunakan pesan lewat media Billboard yang sudah terpasang saat ini, SF Hariyanto juga dalam kurun beberapa waktu terakhir juga sangat intensif turun ke masyarakat sebagai Pj Gubernur membenahi fasilitas infrastruktur yang selama ini menjadi keluhan dari warga.

Salahsatunya adalah jalan rusak, parit yang tidak jalan, semuanya dibenahi SF Hariyanto, terutama di banyak titik di Kota Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi dan paling banyak keluhan masyarakat terkait kerusakan jalan.

Lalu apakah kemunculan SF Hariyanto ke publik dengan pesan komunikasi politiknya ini merupakan isyarat akan maju pada perhelatan Pilkada 2024, kita tunggu tanggal mainnya, seperti yang dilansir dari tribunnews.(*)

Sumber: Halloriau.com




Untuk saran dan pemberian informasi kepada tabloidrakyat.com, silakan kontak ke email: tabloidrakyat@yahoo.com


Komentar Anda


Copyright © 2023 Tabloidrakyat.com - All Rights Reserved
Scroll to top