Rabu, 23 Oktober 2024

Breaking News

  • Cagub Abdul Wahid dan Paslon Bupati Ferry-Dani Akan Bersinergi Mewujudkan Pembangunan di Inhil   ●   
  • Bawaslu Riau Terima 86 Laporan Pelanggaran, Rohil Terbanyak   ●   
  • Tentara IDF Dilaporkan Alami Trauma Akut Setelah Setahun Lakukan Agresi di Gaza   ●   
  • AKD DPR RI, Ini Daftar Lengkap Komisi untuk 13 Legislatif Dapil Riau   ●   
  • DPRD Pekanbaru Ingatkan Pejabat Jangan Terlibat Politik Praktis   ●   
Penyakit AIDS, Tuberkolosis, dan Malaria Jadi Ancaman Berat Masyarakat
Rabu 10 Juli 2024, 14:03 WIB

BENGKALIS (Tabloidrakyat) - Guna memastikan penanggulangan penyakit AIDS, Tuberkolosis dan Malaria (ATM) masuk pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2025, Pemkab Bengkalis melalui Dinas Kesehatan (Diskes) melakukan pertemuan perencanaan di Bengkalis, Selasa (9/7).

Asisten Tata Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setdakab Bengkalis Andris Warsono menyampaikan, saat ini penyakit ATM masih menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat yang mesti diberantas.

Ia menyebutkan, berdasarkan data dari Diskes Bengkalis, pada 2023 saja ditemukan sebanyak 80 kasus AIDS. Mirisnya lagi, hingga Juli 2024 telah ditemukan 46 kasus serupa. “Tentunya angka kasus AIDS ini menjadi kekhawatiran bagi kita semua, apalagi kasus baru banyak terjadi dari kalangan pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga dan PNS,” ujarnya.

Terkait tuberkolosis, katanya lagi, memang terhitung 2023 Pemkab Bengkalis telah mencapai standar pelayanan minimal 100 persen terhadap terduga tuberkolosis. Namun, muncul tantangan baru yaitu adanya kasus tuberkolosis dengan resisten obat TB.

“Tentunya ini juga menjadi tantangan baru penanggulangan penyakit tuberkolosis di Negeri Junjungan,” ungkapnya.

Sedangkan kasus malaria, meskipun Kabupaten Bengkalis sudah mengantongi sertifikat dan dinyatakan bebas malaria sejak 2016. Namun dengan terjadinya wabah malaria di Rokan Hilir, tentunya perlu dilakukan langkah antisipatif, mengingat secara geografis Bengkalis berbatasan langsung dengan Rokan Hilir.

Ditegaskan Andris, pencegahan ATM tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Perlu sinergisitas dan kolaborasi banyak pihak. Oleh karenanya dukungan dan peran Perangkat Daerah non kesehatan sangat diperlukan. Termasuk peran PKK, BUMD, dunia usaha dan perbankkan.

Plt Kepala Diskes Bengkalis Ermanto memaparkan, kegiatan yang diikuti 55 peserta ini bertujuan untuk membuat sebuah rumusan guna mendukung dalam pencegahan penyakit ATM.

“Sehingga ke depannya kita memiliki rumusan RKA APBD yang dapat disepakati dan akan diusulkan pada APBD 2025 dan seterusnya. Agar target nasional pada 2030 mendatang, penyakit menular tersebut dapat dieleminasi,” jelasnya.(ksm)

Sumber: Riaupos.com




Untuk saran dan pemberian informasi kepada tabloidrakyat.com, silakan kontak ke email: tabloidrakyat@yahoo.com


Komentar Anda


Copyright © 2023 Tabloidrakyat.com - All Rights Reserved
Scroll to top