JAKARTA (Tabloidrakyat) -- Seorang pejabat tinggi yang bertanggung jawab, mengelola dana untuk modernisasi militer Korea Utara, dilaporkan telah melarikan diri setelah menggelapkan dana sekitar sekitar 41,5 miliar KRW, atau sekitar Rp486 miliar pada bulan lalu.
Jumlah ini mewakili 30 persen dari dana sebesar $100 juta atau sekitar Rp1 miliar, yang disediakan oleh Kim Jong Un untuk modernisasi senjata. Spekulasi muncul, bahwa pejabat tersebut mungkin telah memasuki Korea Selatan baru-baru ini.
Karena negara-negara seperti Amerika Serikat dan Eropa tidak mengakui adanya aliran dana gelap dari negara-negara yang bermusuhan. "Pejabat tersebut, yang bertindak di bawah perintah Kim Jong Un, bertanggung jawab atas penyelundupan pasokan militer seperti peralatan mesin presisi dari Cina," kata sebuah sumber informasi.
"Penggelapan tersebut kemungkinan besar menyebabkan keresahan internal yang signifikan, terutama karena hal itu terjadi ketika sedang mempersiapkan untuk memasok senjata ke Rusia."
Namun, masih belum jelas apakah uang tersebut diambil secara tunai atau ditransfer melalui rekening bank, seperti yang dikutip dari Allkpop. Mengingat jumlahnya yang besar, mungkin saja ada kaki tangan Cina yang membantu pelarian tersebut.
Satu-satunya insiden yang sebanding terjadi pada bulan Juli 2016, ketika seorang mayor dari Angkatan Bersenjata Rakyat Korea Utara membelot, dengan membawa sekitar 45 miliar KRW atau sekitar Rp528 miliar bersama dengan dua anggota keluarganya.
Pejabat yang melarikan diri itu adalah bagian dari Biro Keamanan Korea Utara, salah satu dari tiga badan intelijen dan pengawasan utama, di samping Departemen Keamanan Negara dan Kementerian Keamanan Sosial.
Badan ini bertanggung jawab atas pengawasan politik di dalam militer. Mengingat kekuasaannya yang signifikan, pejabat tersebut kemungkinan menghadapi ancaman pembunuhan dari Korea Utara. Ada spekulasi bahwa dia mungkin telah mencari suaka di Korea Selatan, atau negara ketiga untuk memastikan keselamatannya.
"Pejabat tersebut kemungkinan melarikan diri, untuk menghindari hukuman dari Pyongyang karena penggelapan uang tersebut. Bagi pejabat tinggi Korea Utara, melarikan diri ke Korea Selatan dengan membawa uang dalam jumlah besar, akan mengundang ancaman pembunuhan dari Pyongyang."
"Sehingga masuk akal jika dia mencari tempat aman di Amerika Serikat atau negara ketiga lainnya," ungkap Nam Sung Wook, kepala Institut Penelitian Integrasi Unifikasi di Universitas Korea (dan mantan kepala Institut Strategi Keamanan Nasional).
Sumber: Riaupos.com
Polres-Bawaslu Kuansing Bahas Isu Negatif Pilkada 2024
Grafik Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp7.000 Per Gram
Oknum Guru dan 2 Mahasiswa Sebarkan Konten Porno di Medsos Ditangkap Polisi
Ada Ribuan Investasi dan Pinjol Ilegal di Riau, OJK Imbau Warga Cermat dan Waspada
Pengelolaan Sampah di Kota Pekanbaru Tahun 2025 Belum Dipastikan
Pemprov Fasilitasi UMKM dan Ekraf di Kenduri Riau 2024
Dua Tersangka Dugaan Korupsi Segera Disidangkan, Kasus Dana BOK Puskesmas Rumbio
Struktur Pimpinan DPRD Meranti Dinyatakan Lengkap, Berikut Gambaran Jadwal Pelantikan
Cuaca Terik, Abdul Wahid dan UAS Turun Panggung Membaur dengan Masyarakat
Diduga Putus Cinta dan Gagal Nikah, Warga Pulau Jambu Nekat Gantung Diri di Jendela Kamar
Heboh! Seorang Nenek di Kampar Ditemukan Tewas di Tepi Sawah, Kalung dan Emas Hilang
Kabar Baik! Pekan Kedua Ramadan, Harga TBS Sawit Riau Naik
THR PNS, TNI/Polri Hingga Pensiunan Akan Cair Hari Ini
Polres-Bawaslu Kuansing Bahas Isu Negatif Pilkada 2024
Grafik Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp7.000 Per Gram
Oknum Guru dan 2 Mahasiswa Sebarkan Konten Porno di Medsos Ditangkap Polisi
Ada Ribuan Investasi dan Pinjol Ilegal di Riau, OJK Imbau Warga Cermat dan Waspada