Jumat, 18 Oktober 2024

Breaking News

  • Dua Tersangka Dugaan Korupsi Segera Disidangkan, Kasus Dana BOK Puskesmas Rumbio   ●   
  • Struktur Pimpinan DPRD Meranti Dinyatakan Lengkap, Berikut Gambaran Jadwal Pelantikan   ●   
  • Cuaca Terik, Abdul Wahid dan UAS Turun Panggung Membaur dengan Masyarakat   ●   
  • Ariandono Dijan Winardi Langgar Kode Etik Jurnalistik dan Kode Prilaku Wartawan Akan Diadukan ke Dewan Kehormatan PWI   ●   
  • Sudah 2.093 Pelamar PPPK Pemprov Riau   ●   
Inovatif, Desa Bagan Melibur Jajaki MoU dengan PT RAPP Untuk Pemasukan Bagi PADes
Kamis 18 Juli 2024, 14:49 WIB

SELATPANJANG (Tabloidrakyat) - Desa Bagan Melibur di Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti, merayakan hari jadinya yang ke-44 dengan acara yang sangat meriah. Acara ini didukung oleh anggaran yang berasal dari donasi masyarakat setempat serta kontribusi dari dua perusahaan besar yang beroperasi di desa tersebut, yaitu EMP PT ITA yang bergerak di sektor Minyak dan Gas (Migas) dan PT RAPP yang bergerak di bidang Hutan Tanaman Industri (HTI).

Selain berkontribusi dalam perayaan hari jadi, kedua perusahaan ini juga berperan aktif dalam berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat dan penanganan lingkungan. PT ITA, misalnya, telah melakukan penanaman mangrove, penanggulangan banjir, dan peminjaman alat berat untuk pembersihan lingkungan. Sementara itu, PT RAPP telah menjalin Memorandum of Understanding (MoU) dengan pemerintah Desa Bagan Melibur untuk kemitraan kehutanan, mengelola konsesi lahan seluas 200 hektare sejak tahun 2022.

Kepala Desa Bagan Melibur, Isnadi Esman, menjelaskan bahwa kerjasama kemitraan kehutanan dengan PT RAPP berlangsung selama 25 tahun kedepan dan berkontribusi terhadap pendapatan asli desa (PADes) sebesar Rp204 juta per tahun. Isnadi menyebutkan bahwa pola kerjasama ini merupakan yang pertama di Provinsi Riau, dan pemasukan dari kerjasama ini lebih terkontrol serta disetujui oleh masyarakat.

"Pola kerjasama seperti ini menjadi pertama di Provinsi Riau, dimana pemasukan lebih terkontrol dan masyarakat juga setuju. Dengan kondisi Kabupaten Kepulauan Meranti seperti saat ini, kerjasama dengan pihak ketiga dinilai sangat bermanfaat, dimana penggunaan dananya bisa mengedepankan musyawarah, berbeda halnya dengan DDS yang sudah diatur juknis sesuai peruntukannya," kata Isnadi.

Dijelaskan, kerjasama kemitraan kehutanan itu berlangsung selama 25 tahun yang dihitung masa panen (daur). Dimana daur dihitung setiap 5 tahun, akan tetapi untuk pencairannya diambil setiap tahun sebesar Rp204 juta yang berkontribusi terhadap pendapatan asli desa.

"Kerjasama ini berlangsung selama 25 tahun dan sudah berjalan 2 tahun, dimana hasilnya berkontribusi terhadap pendapatan desa yang dimasukkan dalam sektor pendapatan lain-lain sebesar Rp 204 juta yang dibayarkan pertahun. Ini namanya kerjasama konsesi dimana areal perusahaan masuk dalam wilayah desa kita, sementara untuk tanaman kehidupan regulasinya sudah dihapus," kata Isnadi lagi.

Kerjasama ini memungkinkan desa untuk membeli kebun sagu setiap tahun. Sekitar 60 persen dari dana kerjasama digunakan untuk membeli kebun sagu seluas satu hektare, yang dijadikan tanah kas desa. Sisanya, 40 persen, digunakan untuk pembiayaan lainnya seperti pengembangan UMKM, bantuan orang sakit, santunan anak yatim, tunjangan aparatur desa, dan pembelian alat tulis kantor (ATK).

"Uang hasil kerjasama dengan pihak PT RAPP ini setiap tahunnya 60 persen nya kita belikan kebun Sagu dan dijadikan tanah kas desa, kalau di Pulau Jawa itu disebut tanah Bengkok. Minimal setiap tahun itu dibelikan 1 hektare yang penggunaannya diatur di dalam Perdes. Sementara itu 40 persennya digunakan untuk pembiayaan lainnya seperti pengembangan UMKM, bantu orang sakit, santunan anak yatim, membantu tunjangan aparatur desa dan pembelian ATK," tuturnya.

Isnadi menargetkan bahwa dalam kerjasama selama 25 tahun ini, desa akan memiliki kebun sagu seluas 25 hektare.

"Minimal kita bisa punya aset kebun Sagu seluas 25 hektare dan dananya bisa diputar untuk kesejahteraan masyarakat," ungkapnya.

Kebun sagu ini nantinya akan dipanen dan menjadi bahan baku bagi produksi Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDESMA) Rumbio Nusa Mandiri, yang mengembangkan sagu parut kering (Sapuring) sebagai pakan ternak. Bumdesma ini juga berkolaborasi dengan Desa Mayangsari, Desa Mekarsari, dan Desa Sungai Anak Kamal.

"Kenapa Sagu, karena nantinya hasil kebun desa bekerjasama dengan bumdesma yang berkontribusi terhadap penyediaan bahan baku, menghasilkan pakan ternak," ucap Isnadi.

Isnadi menegaskan bahwa langkah-langkah yang diambil ini adalah bagian dari upaya menuju desa mandiri yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat.

"Apa yang kita lakukan ini adalah untuk menuju desa mandiri, paling tidak mampu menghidupkan desa sendiri ditengah gejolak keuangan dan ini harus ditata sebaik-baiknya," jelasnya.

Pemasukan dari kerjasama dengan perusahaan HTI sangat tepat dan memiliki dasar regulasi yang jelas. Sementara itu, kerjasama dengan perusahaan Migas sedang dipersiapkan dengan matang untuk menciptakan lapangan kerja dan menghindari konflik internal.

"Kerjasama untuk pemasukan bagi PADes dari sektor HTI dasar regulasinya sangat jelas, sementara jika dengan perusahaan Migas sedang dipersiapkan dengan matang, dimana sudah banyak vendor lokal yang berkerjasama yang juga sudah banyak menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Jangan nanti alih-alih mengejar bagi pendapatan desa, Kita malah mengejar pades kita menciptakan konflik internal," pungkas nya.

Dengan pendekatan yang inovatif dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat, Desa Bagan Melibur menunjukkan potensi besar dalam mengelola sumber daya lokal untuk kemajuan bersama.

Sementara itu Stakeholder Relation Manager PT RAPP untuk Kabupaten Kepulauan Meranti, Susilo Sudarman, menjelaskan kerjasama dengan Desa Bagan Melibur merupakan bagian dari kemitraan program community fiber dalam bentuk kerjasama pengelolaan tanaman akasia seluas 200 hektare di dalam PBPH PT RAPP Estate Pulau Padang.

Susilo menyatakan bahwa PT RAPP sangat mendukung pembangunan di Desa Bagan Melibur yang bersumber dari penerimaan kerjasama tersebut. Langkah ini diharapkan akan meningkatkan indeks pembangunan desa dan menjadikan Desa Bagan Melibur lebih mandiri.

"Tentunya kami dari manajemen PT RAPP sangat mendukung langkah pemerintah desa yang menjadikan penerimaan hasil kerjasama ini sebagai pendapatan bagi desa. Ini akan menjadikan desa lebih mandiri," ujar Susilo.

Dengan dukungan dari PT RAPP, Desa Bagan Melibur dapat mengoptimalkan penggunaan dana hasil kerjasama untuk berbagai kebutuhan pembangunan desa. Kerjasama ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga memperkuat hubungan antara perusahaan dan masyarakat setempat, menciptakan sinergi yang positif untuk kemajuan bersama.

Sumber: Halloriau.com




Untuk saran dan pemberian informasi kepada tabloidrakyat.com, silakan kontak ke email: tabloidrakyat@yahoo.com


Komentar Anda


Copyright © 2023 Tabloidrakyat.com - All Rights Reserved
Scroll to top