Jumat, 18 Oktober 2024

Breaking News

  • Ariandono Dijan Winardi Langgar Kode Etik Jurnalistik dan Kode Prilaku Wartawan Akan Diadukan ke Dewan Kehormatan PWI   ●   
  • Sudah 2.093 Pelamar PPPK Pemprov Riau   ●   
  • Usai Asingkan Diri ke India, Sheikh Hasina Terancam Ditangkap dan Dideportasi ke Negaranya   ●   
  • Nikita Mirzani Sindir Fauzana saat Live, Bahas Pakai Filter di TikTok Serupa Owner-Owner Skincare sementara Aslinya Bopeng   ●   
  • Cekcok Gegara Gula, AdikTikam Abang Hingga Meninggal Dunia   ●   
Semester I, Lifting Minyak 576 Juta Barel, Hasil Migas Diperkirakan Tak Sesuai Target APBN
Sabtu 20 Juli 2024, 15:18 WIB

SURABAYA (Tabloidrakyat) - SATUAN Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berupaya mempertahankan kinerja di tanah air. Di tengah tekanan industri hulu migas karena gerakan energi ramah lingkungan.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan, hampir seluruh bagian dunia memang sudah bergerak untuk mencari energi baru dan terbarukan. Namun, itu bukan berarti industri migas bakal anjlok.

‘’Setelah pandemi, banyak negara yang mulai realistis. Mereka memprioritaskan ketersediaan dan keterjangkauan energi sembari menambahkan modal untuk energi yang lebih ramah lingkungan,’’ ujarnya saat melakukan konferensi pers progres kinerja hulu migas semester I 2024 secara virtual, Jumat (19/7).

Selain itu, Indonesia lebih beruntung karena mayoritas cadangan merupakan gas bumi. Yang dianggap sebagai komoditas energi yang lebih ramah lingkungan daripada minyak bumi. Cadangan gas di Indonesia, baik yang sudah terbukti maupun yang potensial, mencapai 55,76 triliun kaki kubik (TCF). Angka tersebut setara dengan 9.931 miliar barel minyak. Sedangkan, stok minyak bumi di tanah air mencapai 4,7 miliar barel minyak.

Namun, lanjut Dwi, cadangan tersebut tidak akan menghasilkan jika tak ada kegiatan eksplorasi di tanah air. Jika dibiarkan saja, kinerja lifting migas bakal terus menurun. Selama semester satu, lifting minyak mencapai 576 juta barel minyak per hari (MBPOD). Jumlah itu mencapai 91 persen dari target yang ditetapkan APBN. Sedangkan, penyaluran gas pada periode yang sama tercatat 5.301 juta standar kubik per hari (MMSCFD).

‘’Capaian memang belum bisa memenuhi target karena sempat ada permasalahan sehingga yang membuat drilling tidak bisa dilakukan selama sebulan. Karena itu, outlook lifting kami selama 2024 mencapai 595 MBPOD atau 94 persen dari target APBN. Sedangkan, penyaluran gas mungkin mencapai 5.554 MMSCFD atau 96 persen target APBN,’’ ungkapnya.

Untuk bisa mempertahankan atau bahkan menggenjot kinerja migas, SKK Migas terus berupaya menggaet investor di tingkat global. Sepanjang semester I 2024, tercatat investasi migas senilai 5,6 miliar dolar AS (Rp84 triliun). Sebagian besar merupakan investasi produk senilai 3,6 miliar dolar AS. Disusul oleh pengembangan dan eksplorasi masing-masing sebesar 1,1 miliar dolar AS dan 500 juta dolar AS.

Dengan perkembangan saat ini, dia optimistis bisa mempertahankan tren peningkatan investasi paska Covid-19. Yakni, senilai 15,7 miliar dolar AS. Outlook tersebut meningkat 14 persen dibanding tahun lalu. Meskipun, proyeksi tersebut masih meleset dibandingkan dengan target semula yakni 17,7 miliar dolar AS. ‘’Kita terus berupaya agar perusahaan bisa terus melakukan operasi di tanah air. Terutama pengembangan dan eksplorasi,’’ jelasnya.(bil/dio/hen)

Sumber: Riaupos.com




Untuk saran dan pemberian informasi kepada tabloidrakyat.com, silakan kontak ke email: tabloidrakyat@yahoo.com


Komentar Anda


Copyright © 2023 Tabloidrakyat.com - All Rights Reserved
Scroll to top