Sabtu, 19 Oktober 2024

Breaking News

  • Satgas Sudah Periksa 1690 Warga di Kuala Selat, Begini Perkembangan Kasus Malaria di Inhil   ●   
  • Hizbullah Tewaskan Dua Komandan Elite Israel   ●   
  • Suarez Nego Kontrak Baru di Inter Miami   ●   
  • Kolaborasi Sukseskan Kenduri Riau 2024, Pariwisata Riau Semakin Menggeliat   ●   
  • UAS Beberkan Rencana Berkampanye di 12 Kab/Kota di Riau Untuk Memenangkan Abdul Wahid-SF. Hariyanto   ●   
PKH Riau Sebut Kematian Mendadak Kerbau di Kampar Bukan Penyakit Sapi Ngorok
Selasa 17 September 2024, 14:29 WIB

PEKANBARU (Tabloidrakyat) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau menerima laporan mengejutkan mengenai kematian mendadak delapan ekor kerbau di Desa Mentulik, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar.

Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan peternak, meskipun hingga kini belum ada indikasi, penyebab kematian tersebut terkait dengan penyakit menular.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas PKH Riau, drh Faralinda menjelaskan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Peternakan Kabupaten Kampar untuk melakukan pengecekan dan investigasi di lokasi.

"Kami dapat informasi ada kerbau mati mendadak di Kampar, kemudian kami langsung berkoordinasi dengan Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kampar," kata Faralinda dilansir mcr, Selasa (17/9/2024).

Menurut hasil investigasi awal, tidak ditemukan tanda-tanda penyakit infeksius yang bisa menjadi penyebab kematian hewan ternak tersebut.

Hingga saat ini, setelah kematian mendadak tersebut terjadi pekan lalu, tidak ada lagi laporan kematian kerbau di wilayah tersebut.

"Kalau dari hasil investigasi, tidak ada tanda-tanda kerbau terkena penyakit infeksius. Kemudian juga tidak ada tambahan lagi kerbau yang mati," ujarnya.

Faralinda mengungkapkan, sebelum kematian mendadak tersebut, kerbau-kerbau yang mati terlihat dalam kondisi sehat.

Namun, keesokan harinya, beberapa di antaranya ditemukan telah mati, tanpa ada tanda-tanda penyakit sebelumnya.

"Di sekitar lokasi masih ada beberapa ekor yang hidup, namun dipotong paksa karena kondisinya sudah kurang baik," lanjutnya.

Terkait kemungkinan kerbau-kerbau tersebut terjangkit penyakit ngorok, Faralinda menyebutkan, berdasarkan keterangan pengurus ternak, tidak ditemukan gejala yang mengarah ke penyakit tersebut.

“Ketika kami tanyakan apakah ada gejala seperti penyakit ngorok, pengurusnya menyatakan tidak ada. Saat kami cek di lapangan, juga tidak ada tanda-tanda penyakit yang mencurigakan,” terangnya.

Lebih lanjut, Faralinda menegaskan, jika memang kerbau-kerbau tersebut terjangkit penyakit sapi ngorok, seharusnya akan terus ditemukan kasus kematian baru hingga saat ini.

Namun, karena tidak ada kematian lanjutan, pihaknya menyimpulkan, kemungkinan besar penyebab kematian bukanlah penyakit menular.

"Jika memang penyakit ngorok, pastinya akan terus ditemukan kerbau yang mati, atau kejadian ini tidak berhenti hanya pada pekan lalu," pungkasnya.(*)

Sumber: Halloriau.com




Untuk saran dan pemberian informasi kepada tabloidrakyat.com, silakan kontak ke email: tabloidrakyat@yahoo.com


Komentar Anda


Copyright © 2023 Tabloidrakyat.com - All Rights Reserved
Scroll to top