Sabtu, 19 Oktober 2024

Breaking News

  • Satgas Sudah Periksa 1690 Warga di Kuala Selat, Begini Perkembangan Kasus Malaria di Inhil   ●   
  • Hizbullah Tewaskan Dua Komandan Elite Israel   ●   
  • Suarez Nego Kontrak Baru di Inter Miami   ●   
  • Kolaborasi Sukseskan Kenduri Riau 2024, Pariwisata Riau Semakin Menggeliat   ●   
  • UAS Beberkan Rencana Berkampanye di 12 Kab/Kota di Riau Untuk Memenangkan Abdul Wahid-SF. Hariyanto   ●   
Petugas Masih Selidiki Penyebab Belasan Kerbau Mati Mendadak di Kampar
Rabu 18 September 2024, 15:43 WIB

KAMPAR (Tabloidrakyat) - Penyebab kematian mendadak belasan kerbau di Desa Mentulik, Kecamatan Kampar Kiri Hilir masih terus diselidiki Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan (Disbunnak Keswan) Kabupaten Kampar.

Plh Kabid KEswan Dibunnak Kampar, drh Taufik Bahar menyampaikan, tim dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) terdekat telah melakukan penelusuran ke lokasi kejadian. Namun, belum ada hasil pasti yang mengungkap alasan kematian tersebut.

“Jumlah kerbau yang mati tercatat sebanyak 14 ekor, yang dimiliki empat peternak. Namun, penyebab pasti kematian belum bisa dipastikan,” kata Taufik dilansir tribunpekanbaru.com, Rabu (18/9/2024).

Taufik menjelaskan, kesulitan dalam mengidentifikasi penyebab kematian ini terkait dengan pola pemeliharaan kerbau secara ekstensif.

Hewan-hewan ternak dibiarkan berkeliaran bebas di alam, yang memungkinkan mereka terpapar berbagai penyakit, termasuk Septicaemia Epizootica (SE) atau lebih dikenal sebagai penyakit Ngorok Kerbau dan infeksi parasit darah.

"Karena pola pemeliharaan ekstensif, dugaan kami mengarah pada SE dan parasit darah. Namun, tanpa sampel, sulit memastikan," ujarnya.

Salah satu tantangan utama, lanjut Taufik, adalah tidak adanya kesempatan untuk mengambil sampel dari bangkai kerbau karena kondisinya sudah membusuk atau rusak saat ditemukan.

"Wilayah Kampar memang termasuk daerah endemik SE dan parasit darah. Itu sebabnya dugaan kami kuat mengarah ke sana," tambahnya.

Meski demikian, petugas di lapangan terus melakukan pemantauan terhadap ternak lain yang ada di sekitar lokasi.

Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai hewan ternak lain yang menunjukkan gejala serupa atau mengalami kematian.

"Informasi dari lapangan menunjukkan, ternak lainnya saat ini dalam kondisi sehat, tidak ada yang sakit atau mati," ungkap Taufik.

Selain itu, Taufik menyoroti tantangan lain dari pola pemeliharaan ekstensif, terutama dalam hal pencegahan penyakit melalui vaksinasi.

Karena ternak dibiarkan liar, vaksinasi menjadi sulit dilakukan, dan kontrol kesehatan hewan juga terbatas.

Kasus kematian kerbau ini pertama kali terjadi pada Sabtu (7/9/2024) lalu, seperti diungkap Usman Ali, seorang peternak setempat.

Menurutnya, kematian tersebut berlangsung hingga Selasa (10/9/2024), yang membuat warga semakin khawatir.

“Kami sangat kaget melihat banyak kerbau mati mendadak. Hal ini tentu membuat kami khawatir sebagai peternak,” tukas Usman.(*)

Sumber: Halloriau.com




Untuk saran dan pemberian informasi kepada tabloidrakyat.com, silakan kontak ke email: tabloidrakyat@yahoo.com


Komentar Anda


Copyright © 2023 Tabloidrakyat.com - All Rights Reserved
Scroll to top