Sabtu, 19 Oktober 2024

Breaking News

  • Satgas Sudah Periksa 1690 Warga di Kuala Selat, Begini Perkembangan Kasus Malaria di Inhil   ●   
  • Hizbullah Tewaskan Dua Komandan Elite Israel   ●   
  • Suarez Nego Kontrak Baru di Inter Miami   ●   
  • Kolaborasi Sukseskan Kenduri Riau 2024, Pariwisata Riau Semakin Menggeliat   ●   
  • UAS Beberkan Rencana Berkampanye di 12 Kab/Kota di Riau Untuk Memenangkan Abdul Wahid-SF. Hariyanto   ●   
Harga CPO Diprediksi Akan Terus Alami Tren Bullish Pada Pekan Ini
Senin 23 September 2024, 10:57 WIB

JAKARTA (Tabloidrakyat) - Harga crude palm oil (CPO) diprediksi akan terus mengalami tren bullish pada pekan ini.

Menurut Research and Development ICDX Girta Yoga, beberapa faktor yang memengaruhi tren ini antara lain kondisi di negara penghasil utama, khususnya terkait kebijakan ekspor dan biodiesel mandatori, kondisi di negara pengimpor utama seperti India dan China, serta perkembangan pasar minyak kedelai.

Yoga menjelaskan, pasokan CPO di pasar global semakin ketat setelah data terbaru dari Malaysia menunjukkan adanya penurunan produksi sebesar 4% selama periode 1-15 September. Di samping itu, produksi CPO di Indonesia yang merupakan produsen terbesar dunia juga diperkirakan akan turun sebesar 1 juta ton pada tahun ini yang dipengaruhi oleh produktivitas.

"Selain itu, stagnasi lahan perkebunan dan peningkatan konsumsi domestik akibat kebijakan biodiesel mandatori turut menjadi faktor pendukung," kata Yoga, dikutip dari Investor Daily, Senin (23/9/2024).

Menurut Yoga, permintaan dari China berpotensi naik menyusul rencana pemerintah Indonesia untuk menurunkan bea ekspor CPO pada awal Oktober. Namun, permintaan dari India diperkirakan akan menurun karena kebijakan baru pemerintah India yang menaikkan pajak impor minyak nabati dan CPO hingga 20%.

Meski begitu, harga minyak kedelai juga diprediksi akan tetap bullish. Faktor utama yang mendorong harga minyak kedelai adalah gangguan transportasi akibat kekeringan parah, yang membuat permukaan air di Sungai Parana, jalur ekspor bagi sekitar 80% minyak nabati dan biji-bijian dari Argentina, hampir mencapai titik terendah.

Selain itu, laporan terbaru WASDE memperkirakan produksi kedelai di Amerika Serikat akan turun sebanyak 3 juta bushel.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Yoga memperkirakan harga CPO pada pekan ini berpotensi mencapai level resistance di kisaran 4.000-4.150 ringgit Malaysia per ton. Apabila ada katalis negatif, harga CPO kemungkinan akan turun menuju level support di sekitar 3.900-3.750 Ringgit Malaysia per ton.

Pada pekan lalu, harga CPO bergerak bullish dengan kenaikan sebesar 3,59%. Sepanjang September hingga akhir pekan ketiga, harga CPO tercatat menguat tipis sebesar 0,43%. Secara year to date (ytd), harga CPO mengalami peningkatan sebesar 7,92%.

Sumber: Cakaplah.com




Untuk saran dan pemberian informasi kepada tabloidrakyat.com, silakan kontak ke email: tabloidrakyat@yahoo.com


Komentar Anda


Copyright © 2023 Tabloidrakyat.com - All Rights Reserved
Scroll to top