(Tabloidrakyat) - Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda mengenai salah seorang sahabatnya ini. “Wahai Abu Musa, sungguh engkau telah dikaruniai suatu suara yang indah dari keluarga Daud” (HR at-Tirmidzi). Pujian itu menandakan kemuliaan sosok yang sempat berhijrah ke Negeri Habasyah tersebut.
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Qays. Bagaimanapun, dirinya lebih dikenal dengan sebutan (kunyah), yakni Abu Musa al-Asy’ari. Perawakannya cukup berbeda dengan kebanyakan orang Hijaz.
Ia memiliki tubuh yang pendek, agak kurus, dan berjanggut tidak lebat. Ia berasal dari Arab selatan atau Yaman. Ketika mendengar kabar telah datangnya seorang utusan Allah, lelaki itu langsung meninggalkan kampung halamannya guna menuju Makkah.
Selang beberapa lama tinggal di kota kelahiran Nabi SAW, ia pun kembali ke negerinya. Di Yaman, Abu Musa al-Asy’ari menyebarkan syiar Islam. Tidak sedikit orang-orang dari kaumnya yang kemudian menjadi Muslim setelah mendengarkan dakwahnya.
Saat berada di Yaman, Abu Musa mendengar kabar bahwa sejumlah Muslimin Makkah telah berhijrah ke Habasyah (Etiopia). Dengan mengajak sejumlah kawannya, ia pun turut berpindah ke sana. Rombongan ini berjumlah sekira 50 orang. Termasuk di dalamnya adalah saudara-saudara Abu Musa, yakni Abu Burdah dan Abu Ruhm.
Dengan menumpangi perahu, mereka menyeberangi Laut Merah hingga sampai di Habasyah. Di sana, mereka berjumpa dengan Ja’far bin Abu Thalib dan sahabat-sahabatnya. Ja’far mengatakan, “Sungguh, Rasulullah SAW mengutus dan memerintah kami untuk tinggal di sini (Habasyah). Maka, tinggallah bersama kami.”
Hingga dimulainya fase hijrah ke Madinah, Abu Musa dan kawan-kawan pun menetap di sana. Begitu mendengar kabar hijrahnya Rasul SAW, Abu Musa al-Asy’ari pun hendak turut serta.
Bersama dengan rombongannya, mereka bertolak menuju kota yang dahulu bernama Yastrib itu. Kemudian, Nabi SAW bersabda kepada para sahabatnya, “Besok, akan datang kepada kalian kaum yang hatinya lebih lembut dari kalian dalam menerima Islam.”
Keesokan harinya, datanglah rombongan yang dipimpin Abu Musa al-Asy’ari. Begitu tiba di Madinah, mereka bersalam-salaman dengan orang-orang yang dijumpai. Inilah awal mula salah satu tradisi Islami, yakni salam-salaman kala bertemu dengan saudara seiman. Pada masa itu, orang Romawi tidak melakukannya. Adapun orang Persia justru bersujud ketika berjumpa dengan tokoh terhormat.
Anas bin Malik meriwayatkan, tatkala penduduk Yaman datang ke Madinah, Rasulullah SAW bersabda, “Telah datang kepada kalian penduduk Yaman, dan merekalah orang yang pertama sekali melakukan berjabat tangan."(rep)
Sumber: Radarpekanbaru.com
Hizbullah Tewaskan Dua Komandan Elite Israel
Suarez Nego Kontrak Baru di Inter Miami
Kolaborasi Sukseskan Kenduri Riau 2024, Pariwisata Riau Semakin Menggeliat
UAS Beberkan Rencana Berkampanye di 12 Kab/Kota di Riau Untuk Memenangkan Abdul Wahid-SF. Hariyanto
Tak Terima Disusul, Pengemudi Fortuner Pukul Sopir Truk Pakai Sangkur
Polres Rohul Bagikan Ratusan Nasi Kotak Di Masjid Sampaikan Pesan Pilkada Damai
Mengenal Polio, Virus Melumpuhkan yang Menyerang Balita dan Vaksinnya
AKD Belum Terbentuk, Fraksi Golkar DPRD Pekanbaru Terbuka Terima Aspirasi Masyarakat Berbagai Dapil
Pemko Pekanbaru Pacu Pendapatan Pajak Daerah Jelang Penutupan Tahn 2024
Diduga Putus Cinta dan Gagal Nikah, Warga Pulau Jambu Nekat Gantung Diri di Jendela Kamar
Heboh! Seorang Nenek di Kampar Ditemukan Tewas di Tepi Sawah, Kalung dan Emas Hilang
Kabar Baik! Pekan Kedua Ramadan, Harga TBS Sawit Riau Naik
THR PNS, TNI/Polri Hingga Pensiunan Akan Cair Hari Ini
Hizbullah Tewaskan Dua Komandan Elite Israel
Suarez Nego Kontrak Baru di Inter Miami
Kolaborasi Sukseskan Kenduri Riau 2024, Pariwisata Riau Semakin Menggeliat
UAS Beberkan Rencana Berkampanye di 12 Kab/Kota di Riau Untuk Memenangkan Abdul Wahid-SF. Hariyanto