Sabtu, 19 Oktober 2024

Breaking News

  • Satgas Sudah Periksa 1690 Warga di Kuala Selat, Begini Perkembangan Kasus Malaria di Inhil   ●   
  • Hizbullah Tewaskan Dua Komandan Elite Israel   ●   
  • Suarez Nego Kontrak Baru di Inter Miami   ●   
  • Kolaborasi Sukseskan Kenduri Riau 2024, Pariwisata Riau Semakin Menggeliat   ●   
  • UAS Beberkan Rencana Berkampanye di 12 Kab/Kota di Riau Untuk Memenangkan Abdul Wahid-SF. Hariyanto   ●   
Harga Minyak Melonjok di Atas 2% Setelah Iran Serang Israel
Rabu 02 Oktober 2024, 08:49 WIB

(Tabloidrakyat)  - Harga minyak melonjak di atas 2% pada Selasa (1/10/2024) setelah Iran menembakkan sejumlah rudal balistik ke Israel sebagai respons atas serangan Israel terhadap sekutu Teheran, Hizbullah, di Lebanon.

Dilansir dari Reuters, minyak mentah Brent mengalami kenaikan sebesar US$ 1,86 atau 2,6% menjadi $73,56 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) naik US$ 1,66 atau 2,4% mencapai $69,83 per barel. Sebelumnya, kedua harga minyak acuan tersebut sempat melonjak lebih dari 5%.

Clay Seigle, seorang ahli strategi risiko politik independen menyebutkan, Israel tidak akan segan-segan memperluas serangan militernya untuk menyerang Iran secara langsung, dan aset minyak Iran mungkin menjadi salah satu target utama.

Menurutnya, serangan Israel terhadap fasilitas produksi atau ekspor minyak Iran berpotensi menyebabkan gangguan pasokan yang signifikan, bahkan bisa mencapai lebih dari satu juta barel per hari.

Sementara itu di Laut Merah, kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap setidaknya satu dari dua kapal yang mengalami kerusakan di lepas pantai Hodeidah.

Houthi telah melancarkan serangan terhadap jalur pelayaran internasional di sekitar Yaman sejak November tahun lalu sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina dalam konflik antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

"Apabila ketegangan meningkat, proksi Iran seperti Houthi dan kelompok paramiliter Irak bisa melancarkan serangan terhadap produsen minyak di Timur Tengah, terutama Arab Saudi," kata Tamas Varga, analis dari PVM.

Varga menambahkan, saat ini ada kekhawatiran bahwa pasokan minyak akan terganggu, sehingga perdagangan minyak diperkirakan akan terus bergejolak hingga situasi lebih jelas.

Sumber: Cakaplah.com




Untuk saran dan pemberian informasi kepada tabloidrakyat.com, silakan kontak ke email: tabloidrakyat@yahoo.com


Komentar Anda


Copyright © 2023 Tabloidrakyat.com - All Rights Reserved
Scroll to top