Jumat, 18 Oktober 2024

Breaking News

  • Polres-Bawaslu Kuansing Bahas Isu Negatif Pilkada 2024   ●   
  • Grafik Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp7.000 Per Gram   ●   
  • Oknum Guru dan 2 Mahasiswa Sebarkan Konten Porno di Medsos Ditangkap Polisi   ●   
  • Ada Ribuan Investasi dan Pinjol Ilegal di Riau, OJK Imbau Warga Cermat dan Waspada   ●   
  • Pengelolaan Sampah di Kota Pekanbaru Tahun 2025 Belum Dipastikan   ●   
Kepemimpinan Bupati H Sukiman, Memperkuat Jati Diri Kabupaten Rokan Hulu
Sabtu 12 Oktober 2024, 10:16 WIB

ROKAN HULU (Tabloidrakyat) - Bupati H Sukiman sudah memimpin Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) hampir selama dua periode. Di momentum Hari Jadi ke-25 Kabupaten Rohul atau bersamaan di penghujung masa tugasnya, pembangunan di daerah yang dijuluki Negeri Seribu Suluk di bawah kepemimpinannya, dapat terlihat warna pembangunan yang didasarkan kepada jati diri Rokan Hulu itu sendiri yang dikenal daerah religius dan masyarakatnya agamis.

Dengan pola kepemimpinan tersebut, sesuai dengan pengalaman dan bukti dari daerah-daerah lain, dimana daerah yang membangun berdasarkan jati dirinya, akan dapat lebih cepat berkembang dibandingkan yang membangun tidak didasarkan sesuai dengan jati diri daerah.

Hal itu dibuktikan dengan meletakkan dasar-dasar dan sendi-sendi jati diri dengan identitas julukan Negeri Seribu Suluk dengan penetapan melalui Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2017.

Memang julukan Negeri Seribu Suluk sudah dipakai tiga Bupati Rohul sebelumnya dan dikenal luas oleh masyarakat Rohul khususnya Riau umumnya.

Namun baru di bawah kepemimpinan Bupati Rohul H Sukiman, julukan Negeri Seribu Suluk ditetapkan secara resmi melalui kesepakatan antara pemerintah daerah bersama DPRD sebagai perwakilan masyarakat.

Dengan perda tersebut, menjadi dasar sekaligus nuansa pembangunan yang dilaksanakan diwarnai dengan nilai-nilai yang berkembang dan hidup di tengah masyarakat sejak dulunya. Hal ini menjadi kekuatan moral masyarakat dalam ikut serta berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan. Karena tumbuhnya jiwa dan rasa memiliki dan bertanggungjawab terhadap daerah.

Hal tersebut, merupakan salah satu faktor yang bernilai positif dalam pelaksanaan pembangunan daerah yang tentu tidak semua daerah dapat mempunyainya.

Bupati Rohul H Sukiman menyebutkan, dalam melaksanakan pembangunan di Kabupaten Rohul berusaha untuk menyesuaikan pelaksa­naan pembangunan dengan kebiasaan dan nilai-nilai yang hidup di tengah masyarakat. Walaupun pembangunan cara demikian tidak dapat dilaksanakan secara cepat dan instan, melainkan berjalan setahap demi tahap, akan tetapi peningkatannya terlihat jelas dan pasti. Terbukti dari data BPS dan evaluasi yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Riau dan Pusat.

‘’Inilah yang se­karang kita laksanakan da­lam memba­ngun Kabupaten Rohul, memang Rokan Hulu itu terkesan lambat berkembang tapi tetap maju,’’ ujarnya, Jumat (11/10).

Di sisi lain, lanjut Bupati dua periode itu, menjawab isu membangun tidak berdasarkan tradisi daerah, tapi justru dalam kepemimpinannya mem­punyai prinsip dan memakai semboyan ‘’Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung’’.

‘’Kondisi ini jualah yang mengantarkan saya dan dipilih oleh masyarakat, selama dua periode memimpin Kabupaten Rohul,’’ tegasnya.

Diakuinya, dengan penerapan pembangunan tersebut, Kabupaten Rohul jelas terlihat dan mempunyai ciri khas dan kekhususan tertentu dibandingkan dengan kabupaten lainnya khususnya di Provinsi Riau. ‘’Sekarang ini, di Provinsi Riau, apabila disebut Kabupaten Rohul, maka orang akan membayangkan bahwa, Rokan Hulu daerah itu yang religius dan masyarakatnya agamis,’’ tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Sukiman menjelaskan, mendukung julukan Negeri Seribu Suluk tersebut, pemerintah daerah telah membangun sarana dan fasilitas sebagai bentuk penyaluran masyarakat salah satu ciri melaksanakan kegiatan ibadah suluk berupa Surau Suluk yang refresentatif di lokasi yang bersejarah.

Tempat lahirnya tokoh Suluk Syekh Abdul Wahab Rokan di Rantau Binuang Sakti, Kecamatan Kepenuhan. Walaupun sebelumnya telah dibangun beberapa Surau Suluk yang dapat dikategorikan layak sebagai tempat ibadah bagi jemaah Tariqat Naqsabandi.

Rumah suluk tersebut berukuran 33 x 33 meter, berlantai dua yang lima tahun terakhir sudah dimanfaatkan untuk peringatan Milad Syekh Abdul Wahab Rokan dengan jemaah suluknya, tidak saja berasal dari jemaah lokal. Akan tetapi berasal dari kabupaten/kota lain sampai kepada Provinsi Sumatera Utara.

Rumah suluk tersebut, sebagai salah satu penghormatan Pemerintah Kabupaten Rohul kepada tokoh suluk yang tidak hanya dikenal di kalangan lokal tetapi juga nasional dan internasional yang lahir lebih dua abad yang lalu. Dibuktikan, kiprahnya di Babussalam Langkat, Provinsi Sumut.

Dengan demikian, membuktikan bahwa julukan Negeri Seribu Suluk bagi Kabupaten Rohul, tidaklah lahir secara instan, melainkan diawali dan diilhami tokoh suluk seorang Khalifah Besar Sufi dan Wali Allah, Syekh Abdul Wahab Rokan.

‘’Kita yakin dan berharap, beberapa tahun ke depan, Surau Suluk Syekh Abdul Wahab Rokan di Rantau Binuang Sakti ini, akan menjadi pusat suluk, tidak saja di skala lokal, minimal skala regional (Sumatera, red),’’ katanya.

Mendukung Rokan Hulu sebagai daerah Melayu yang identik dengan nilai-nilai Islam, ditandai dengan kehidupan adat dan budaya yang bernuansa Islam. ‘’Saya mendorong dan mendukung pengembangan dan pelestarian adat budaya Melayu Kabupaten Rohul. Dengan jalan menghidupkan dan mengaktifkan Lembaga Adat Melayu Riau Rokan Hulu. Hal ini, telah menunjukkan tanda-tanda, pelestarian dan pengembangan itu, melalui penggalian dan menghidupkan tatanan serta kehidupan masyarakat adat yang dikenal dengan luhak,’’ katanya.

Disebutnya, Kabupaten Rohul terdiri dari 5 luhak atau eks kerajaan yang dulunya dipimpin oleh seorang raja. Ujung Batu Tanah Bolobih, dan dua kewalian atau kenegrian Kabun dan Tandun. Sekarang dari lima luhak tersebut telah dihidupkan kembali dan telah ditakbalkan di antaranya 3 raja yakni Tambusai, Kepenuhan dan Rokan. Sebagai lambang dan junjungan adat yang dapat mengatur masyarakat adat yang ada di wilayahnya masing-masing.

‘’Kita harapkan dengan menghidupkan kebudayaan Melayu tersebut, akan mendukung keamanan masyarakat adat sekaligus dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan dalam rangka lebih mempercepat pembangunan Rohul di masa mendatang. Sehingga akan tercipta Melayu Rokan Hulu yang membedakannya dengan Melayu-Melayu di daerah lain. Sekaligus pencapaian misi saya yang keempat mewujudkan kehidupan masyarakat yang harmonis, aman dan tentram berlandaskan adat dan budaya serta agama yang berbeda,’’ katanya.

Bupati mengharap, di momen Hari Jadi ke-25 Kabupaten Rokan Hulu, dalam melaksanakan pembangunan di era global dan digitalisasi ke depan, tetap mempertahankan ciri khas masyarakat dan nilai-nilai luhur yang berkembang diyakini oleh masyarakat. Sehingga pembangunan yang akan dilaksanakan dapat mengikuti perkembangan zaman dan menyesuaikan teknologi informasi digital yang berkembang, akan tetapi tetap berpijak pada jati diri daerah Kabupaten Rohul sendiri.(adv)

Sumber: Riaupos.com




Untuk saran dan pemberian informasi kepada tabloidrakyat.com, silakan kontak ke email: tabloidrakyat@yahoo.com


Komentar Anda


Copyright © 2023 Tabloidrakyat.com - All Rights Reserved
Scroll to top