Jumat, 18 Oktober 2024

Breaking News

  • Polres-Bawaslu Kuansing Bahas Isu Negatif Pilkada 2024   ●   
  • Grafik Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp7.000 Per Gram   ●   
  • Oknum Guru dan 2 Mahasiswa Sebarkan Konten Porno di Medsos Ditangkap Polisi   ●   
  • Ada Ribuan Investasi dan Pinjol Ilegal di Riau, OJK Imbau Warga Cermat dan Waspada   ●   
  • Pengelolaan Sampah di Kota Pekanbaru Tahun 2025 Belum Dipastikan   ●   
Kisah Arbain, Guru Honorer di Pekanbaru Hasilkan Rp6 Juta Per Bulan dari Bertani Sayur
Selasa 15 Oktober 2024, 10:10 WIB

PEKANBARU (Tabloidrakyat)  - Di sudut-sudut Kota Pekanbaru yang semakin berkembang, masih ada sekelompok petani yang setia menggarap lahan untuk menanam sayur. Meskipun harus bersaing dengan pesatnya pertumbuhan perumahan dan pusat perbelanjaan, mereka tetap bertahan dengan segala keterbatasan.

Arbain, pria berusia 37 tahun ini telah menekuni pekerjaan sebagai petani sejak tahun 2013 hingga saat ini. Daerah yang dikenal sebagai pusat sayur mayur di Kota Bertuah itu berada di Jalan Adi Sucipto, Kelurahan Maharatu, Marpoyan Damai.

Awal bertani, lahan yang digarap tak begitu luas, cuma ¼ hektare. Tapi itu sudah cukup untuk membantu perekonomiannya yang juga merupakan guru honor di salah satu SD di Pekanbaru. Lahan yang ia garap kini sudah 1 hektare.

Memiliki latar belakang keluarga petani, membuat Arbain gigih untuk meneruskan usaha keluarganya. Di kebunnya, Arbain menanam berbagai jenis sayuran seperti kangkung, bayam, kemangi, selada, sawi dan masih banyak lagi.

"Kalau di sini ada 11, cuma kan ada sejenis kayak bayam. Bayam itu ada bayam hijau, bayam merah, ada bayam belang, ada bayam malaysia, dan bayam mangkok, jadi namanya berbeda, bentuknya pun berbeda," jelas Arbain saat CAKAPLAH.com temui, Ahad 6 Oktober 2024.

Arbain memanen sayuran mulai 150 hingga 300 ikat perhari. Namun saat banjir panen, bisa membawa sampai 3 ribu ikat. "Kadang satu langganan itu, satu mobil itu bisa membawa sampai 3 ribu ikat sayuran," ujarnya.

Tiap hari Arbain harus berjuang menjadi guru dan seorang petani, karena itu, pekerjaan di kebun juga dibantu oleh orang tuanya. Diakuinya, menjalani setiap proses usahanya itu ia memiliki beberapa kendala.

"Kendalanya itu tadi satu, sekarang itu karena saya juga mengajar pagi, sekarang lagi sibuk kegiatan PPG sama PKG-PJOK. Itulah, jadi kebunnya itu agak terbengkalai, tambah lagi yang bantu kerja tidak ada, maka dia agak semak biasanya kebun itu aja sih kendalanya," kata Arbain.

Setiap ikat sayuran, Arbain menjual dengan harga Rp1.000 untuk yang langganan, hingga Rp1.500 rupiah untuk yang ingin menjualnya kembali.

Pendapatan terbesar, Arbain bisa menghasilkan Rp6 juta per bulan. Namun, jika terjadi gagal panen, pendapatan pun merosot hingga sekitar Rp1,5 juta per bulan.

Menurut Arbain, cuaca tidak begitu berpengaruh dalam pertumbuhan sayurannya. Namun ada kala terjadinya hujan asam yang membuat tanaman berulat atau berjamur, sehingga hal itu membuatnya harus gagal untuk memanen sayuran tersebut.

Seperti Kangkung dan bayam adalah dua sayuran hijau yang populer di Indonesia, dikenal tidak hanya karena rasanya yang lezat, tetapi juga kandungan nutrisinya yang melimpah. Kangkung, dengan daun yang lebar dan lembut, kaya akan vitamin A, C, dan K, serta mineral seperti zat besi dan kalsium. Sayuran ini mudah tumbuh dan sering dijumpai di berbagai masakan, dari tumis hingga sup.

Sementara itu, bayam dikenal sebagai sumber folat yang baik, penting untuk kesehatan sel dan perkembangan janin. Selain itu, bayam juga mengandung antioksidan yang dapat membantu melawan radikal bebas dalam tubuh.

Kedua sayuran ini dapat ditanam di pekarangan rumah atau kebun kecil, membuatnya mudah diakses bagi siapa saja yang ingin menjaga pola makan sehat. Dengan teknik budidaya sederhana, kita bisa menikmati kangkung dan bayam segar langsung dari kebun, sekaligus menduk ung keberlanjutan pangan lokal.

Di tengah cuaca yang tidak menentu di Kota Pekanbaru, Arbain memberikan beberapa tips agar dapat menanam sayur dengan baik. Bagaimana cara mencegah dan menjaga pertumbuhan tanaman tersebut dengan menggunakan obat dan pupuk khusus serta rutin melakukan pengecekan ph asam tanah agar batang tanaman tersebut tumbuh dengan besar dan maksimal.

Arbain menyebut, untuk mengendalikan hama serangga seperti ulat daun, wereng batang coklat, penggerek batang, dan tungau bisa menggunakan Abacel 18 EC yang dapat mengendalikan hama trips dan ulat grayak.

Adapun tips dan cara yang diberikan Arbain untuk mencegah dan menjaga pertumbuhan tanaman tersebut ialah yang pertama, menggunakan obat seperti fungisida yang berguna untuk mengendalikan penyakit pada tanaman. Contohnya, Score yang dapat mengendalikan penyakit pada tanaman cabai, bawang merah, bawang putih, jagung, dan lainnya.

Kedua, menggunakan Pupuk. Arbain menyebut, pupuk yang cocok untuk tanaman sayur tergantung pada jenis tanaman dan kebutuhan nutrisinya seperti pupuk organik (kompos, humus, dan kandang) yang dapat meningkatkan struktur tanah, menyediakan nutrisi secara bertahap, dan meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah.

Pupuk organik tidak membahayakan lingkungan karena bahannya berasal dari tumbuhan dan hewan. Kemudian pupuk NPK, Pupuk NPK dapat digunakan untuk tanaman sayur, namun perlu dicampur dengan pupuk lain dan tidak boleh terlalu banyak. Komposisi pupuk NPK yang ideal untuk tanaman sayuran daun adalah 25-7-7.

Terakhir, kata Arbain, pupuk untuk tanaman sayur butir, yaitu dengan menggunakan pupuk yang mengandung N yang tinggi saat tanaman masih mungil, dan mengandung K yang tinggi saat tanaman berbunga dan berbuah.

Sebelum memilih jenis pupuk, perhatikan kebutuhan nutrisi tanaman dan kondisi tanah. Langkah yang terakhir yaitu melakukan pengecekan pH, kisaran pH dari 5,5 hingga 7,0 cocok untuk sebagian besar tanaman sayuran.

Dari sudut pandang kelarutan, kisaran pH ini dapat memastikan ketersediaan hayati yang tinggi dari sebagian besar nutrisi yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan sayuran.

Arbain berharap, ke depannya pemerintah dapat lebih memperhatikan sektor pertanian serta dapat mengatasi permasalahan mengenai mahalnya harga pupuk sebagai bahan utama.**

Sumber: Cakaplah.com




Untuk saran dan pemberian informasi kepada tabloidrakyat.com, silakan kontak ke email: tabloidrakyat@yahoo.com


Komentar Anda


Copyright © 2023 Tabloidrakyat.com - All Rights Reserved
Scroll to top